
Sebelum pementasan dilakukan, bersama komunitas Buruh Migrant, ADBMI Lotim duduk bersama untuk merumuskan strategi dan langkah-langkah bersama, secara urut adalah :
1. Memetakan wajah masalah sosial Desa terkait dengan Migrasi menjadi Buruh ke Luar Negeri
2. Merumuskan kebutuhan informasi dan Pengetahuan yang dibutuhkan oleh masyarakat, termasuk menterjemahkan istilah-istilah asing ke dalam bahasa Lokal.
3. mengemas kebutuhan Informasi dan pengetahuan (materi) yang terkandung dalam Peraturan Desa dalam bentuk script/Naskah pementasan yang sederhana sehingga mudah difahami masyarakat. Dimana proses dipandu oleh seorang fasiltator
4. Latihan Berbasis Naskah, Untuk mencapai harmonisasi musik dan alur cerita, dan semua pemain tahu perannya dan dialog .
5. Pementasan Media Seni Rudat untuk sosialisasi Peraturan Desa Perlindungan an Buruh Migran
Gender :
Kelebihan lain Media tradisional ini adalah, masyarakat tidak merasa sedang digurui, lebih relaks dan bersifat rekreatip. Sehingga cukup efektif untuk mengkampanyekan isyu-isyu yang relatip sensitip dan berpotensi menimbulkan gejolak, misalnya adalah isyu Gender. Seperti masyarakat Lombok yang menganut sistem Patriarki didukung oleh pemahaman umum terhadap ajaran agama yang salah menafsirkan soal relasi Perempuan dan Pria.
Dalam pengalaman ADBMI Lotim memakai rudat ini, isyu Gender dapat dikampanyekan dengan cara menyusun skenario yang menggambarkan ketimpangan gender pada masyarakat sekitar dan dampaknya. Memporsikan 50% dari pemain adalah kaum perempuan.
Hambatan :
High cost, dibutuhkan dukungan dana yang cukup tinggi untuk mementaskan Rudat ini. Rata-rata Rp. 4 Juta per sekali Pementasan. Dana itu diperlukan untuk sewa kostum pemain, alat musik tardisional. Dan jika dipentaskan di Desa yang tidak punya akses Listrik, maka dibutuhkan sewa Generator pembangkit listrik (pada jaman dahulu, untuk penerangan pementasan memakai Lampu Petromaks). Karena dipentaskan ditanah lapang dengan Jumlah penonton yang sangat besar, maka Sound system yang standard mesti disiapkan, sehingga dialog-dialog yang berisi materi kampanye/pendidikan itu dapat didengar dengan baik oleh penonton. Demikian juga dengan kebutuhan dekorasi panggung untuk menghadirkan suasana panggung yang mendukung skenario.
Hambatan lainnya adalah, sesuai kebiasaan Rudat dipentaskan setelah jam 00.00 Wita, sehingga anak-anak dan Perempuan juga ikut begadang. Namun, hal ini dapat diatasi dengan cara memajukan jadwal Pementasan menjadi Pukul 21.00 samapi 00.00 wita. Untuk itu, perubahan jadwal pementasan ini diumumkan 2-3 Hari sebelumnya dari mulut ke Mulut dan pengumuman oleh pnitia pada pertemuan dengan warga.
Kebanggaan Lain : Karena keberadaanya yang sangat genuine dan merupakan pontensi Lokal, salah satu kelompok Rudat dampingan ADBMI ini pernah diundang oleh KOMNAS Perempuan untuk ikut merayakan Migrant Day, Desember 2006 yang lalu dan pentas di depan Special Raporteur On Migrant Worker Rights Of United Nation, Prof. Gorge Bustamante. Sepulang dari Jakarta, kepercayaan Diri, semangat dan Kebanggaan Para Pemain bahwa upaya dan budaya mereka dihargai menjadi motivasi tersendiri bagi Mereka. (Roma Hidayat, ADBMI Lotim)
Roma Hidayat ***
Ketua Lembaga Advokasi Buruh Migrant Indonesia ADBMI Lombok Timur, sebuah lembaga yang konsern pada issu-issu Buruh Migrant dan Perdagangan Manusia.
Strategi : Penciptaan sistem Perlindungan Sosial dan Hukum Berbasis Desa.
Kegiatan : Pendidikan Bagi Komunitas BM, Konseling, Pendampingan Penyelesaian Kasus, Pemberdayaan Potensi.
Alamat :
ADBMI Lotim.
Jl. Diponegoro 27, Selong, Lotim, NTB
Indonesia
Alamat :
ADBMI Lotim.
Jl. Diponegoro 27, Selong, Lotim, NTB
Indonesia
Telp/Fax : (0376) 21880